Korban Pelanggaran HAM Aceh Menuntut Hak
Kompas 8 Agustus 2006
Menhan Swedia Kunjungi Kantor AMM
Banda Aceh, Kompas - Menteri Pertahanan Swedia Leni Björklund mengunjungi Kantor Misi Pemantau Aceh di Darussalam, Banda Aceh, Selasa (8/8), untuk melihat peran lembaga pemantau itu menjalankan fungsinya di Aceh, terutama staf yang berasal dari Swedia.
Leni disambut Wakil Ketua Utama Misi Pemantau Aceh (AMM) Datok Mohd Rozi Bin Baharom dan Renata Tardioli, Deputi Reintegrasi AMM, serta beberapa staf AMM lain. Bersama Leni dan rombongan ikut juga Duta Besar Swedia untuk Indonesia Lennart Linner.
Leni Björklund mengatakan, selain melihat Aceh pascatsunami dan kinerja AMM, dia juga bermaksud mengunjungi anggota AMM dari Swedia yang jumlahnya 15 orang, serta mengunjungi tim dari Swedish Rescue Service Agency (SRSA) yang selama ini membantu AMM.
Menteri Pertahanan Swedia juga sempat mencoba tangga darurat di Kantor AMM. Menurut Leni, tangga dari SRCA tersebut disiapkan untuk keamanan anggota AMM jika terjadi bencana.
Leni mengakui, perdamaian di Aceh sangat membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh. Damai adalah dampak baik dari tsunami yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004 lalu. "Damai dan rekonstruksi bisa saling mengisi di Aceh," ujarnya.
Sementara itu, ratusan korban konflik asal Desa Mane, Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, yang sehari sebelumnya berunjuk rasa di Kantor AMM, kini mendatangi Kantor Badan Reintegrasi Damai Aceh di Banda Aceh. Mereka menuntut pemerintah memberi ganti rugi atas kerugian akibat konflik.
"Kalau pemerintah tidak juga menanggapi, kami akan tetap di sini," kata koordinator lapangan Agus Salim.
Mereka juga menuntut tanggung jawab pemerintah atas kemerosotan ekonomi yang menimpa mereka selama konflik karena tidak dapat mengolah lahan sumber pencaharian. "Masing- masing dari kami meminta ganti rugi Rp 150 juta agar dapat kembali membangun rumah, memulai usaha, menyekolahkan anak," kata Agus Salim. (AIK)
Menhan Swedia Kunjungi Kantor AMM
Banda Aceh, Kompas - Menteri Pertahanan Swedia Leni Björklund mengunjungi Kantor Misi Pemantau Aceh di Darussalam, Banda Aceh, Selasa (8/8), untuk melihat peran lembaga pemantau itu menjalankan fungsinya di Aceh, terutama staf yang berasal dari Swedia.
Leni disambut Wakil Ketua Utama Misi Pemantau Aceh (AMM) Datok Mohd Rozi Bin Baharom dan Renata Tardioli, Deputi Reintegrasi AMM, serta beberapa staf AMM lain. Bersama Leni dan rombongan ikut juga Duta Besar Swedia untuk Indonesia Lennart Linner.
Leni Björklund mengatakan, selain melihat Aceh pascatsunami dan kinerja AMM, dia juga bermaksud mengunjungi anggota AMM dari Swedia yang jumlahnya 15 orang, serta mengunjungi tim dari Swedish Rescue Service Agency (SRSA) yang selama ini membantu AMM.
Menteri Pertahanan Swedia juga sempat mencoba tangga darurat di Kantor AMM. Menurut Leni, tangga dari SRCA tersebut disiapkan untuk keamanan anggota AMM jika terjadi bencana.
Leni mengakui, perdamaian di Aceh sangat membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh. Damai adalah dampak baik dari tsunami yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004 lalu. "Damai dan rekonstruksi bisa saling mengisi di Aceh," ujarnya.
Sementara itu, ratusan korban konflik asal Desa Mane, Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, yang sehari sebelumnya berunjuk rasa di Kantor AMM, kini mendatangi Kantor Badan Reintegrasi Damai Aceh di Banda Aceh. Mereka menuntut pemerintah memberi ganti rugi atas kerugian akibat konflik.
"Kalau pemerintah tidak juga menanggapi, kami akan tetap di sini," kata koordinator lapangan Agus Salim.
Mereka juga menuntut tanggung jawab pemerintah atas kemerosotan ekonomi yang menimpa mereka selama konflik karena tidak dapat mengolah lahan sumber pencaharian. "Masing- masing dari kami meminta ganti rugi Rp 150 juta agar dapat kembali membangun rumah, memulai usaha, menyekolahkan anak," kata Agus Salim. (AIK)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home